Internet Addiction






Sekilas tentang Internet Addiction
Internet Addiction dapat diartikan sebagai penggunaan internet yang bersifat secara patologis, yang ditindividui dengan individu yang tidak mampu mengontrol pemakaian internet atau dengan kata lain penggunaan internet secara berlebihan tanpa memikirkan waktu.
Young (2010) membagi pengguna internet menjadi 2 kelompok yaitu Non Dependent (pengguna internet secara normal) dan Dependent (pengguna internet yang adiktif). Non Dependent menggunakan internet sebagai sarana untuk memperoleh informasi dan menjaga hubungan yang sudah terbentuk melalui komunikasi elektronik. Pada kelompok Non Dependent menggunakan internet antara 4 hingga 5 jam per minggu. Sedangkan Dependent menggunakan internet yang berupa komunikasi dua arah untuk bertemu, bersosialisasi dan bertukar ide dengan orang-orang yang baru dikenal melalui internet. Pada kelompok Dependent menggunakan internet antara 20 hingga 80 jam per minggu. Maka pecandu internet menurut Young, masuk kedalam kriteria kelompok dependent.

Ø Faktor-faktor etiologi
Adalah pembahasan tentang faktor-faktor penyebab bagaimana seorang individu dapat mengalami kecanduan internet atau internet addiction.

1. Cognitive-Behavioral Model 
Cognitive-Behavioral adalah emosional, fisiologis, dan perilaku respon individu sebagai dimediasi oleh persepsi mereka tentang pengalaman, yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dengan cara karakteristik mereka berinteraksi dengan dunia, serta oleh pengalaman sendiri.

2. Neuropsychological Model 
Neuropsychology adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi otak yang berkaitan dengan suatu perilaku yang terjadi pada individu.

3. Compensation Theory 
Compensation atau kompensasi adalah strategi dimana satu menutup, sadar atau tidak sadar, kelemahan, frustasi,keinginan, atau perasaan tidak mampu atau ketidakmapuan dalam satu bidang kehidupan melalui grafikasi.
Kompensasi positif dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitan seseorang, sedangkan kompensasi negatif terdapat dua jenis, yaitu :
Overcompensation ditindividui dengan gol keunggulan, menyebabkan berjuang untuk kekuasaan, dominasi, harga diri dan self-devaluasi.
Undercompensation yang mencakup permintaan untuk bantuan, menyebabkan kurangnya keberanian dan rasa takut untuk hidup.

4. Situational Factor 
Faktor situasi adalah faktor dimana seseorang berada dalam kondisi yang mendorong ia untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, seperti teman sebaya hal ini biasanya terjadi ketika seseorang secara sadar atau tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dilakukan oleh kelompoknya atau kata lain ia mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tersebut.


Ø Dampak yang ditimbulkan akibat Internet Addiction
1.     Kurangnya komunikasi tatap muka
Kemudahan berkomunikasi yang ditawarkan internet akan membuat individu lebih suka berdiskusi melalui aplikasi chat dan pesan yang tersedia. Hal ini bisa mempengaruhi hubungan pribadi individu dengan teman dan keluarga. Karena entah bagaimana, kebiasaan suka mengobrol secara online itu bisa memisahkan individu dari kehidupan dunia nyata.
2.    Cyberbullying
Cyberbullying pada dasarnya adalah istilah untuk menggambarkan intimidasi menggunakan Internet. Kerugian ini dapat dianggap sebagai salah satu efek negatif paling jahat dari Internet.
Pengguna internet lebih rentan menjadi korban karena cara bully di internet itu lebih aman dan lebih mudah daripada bully secara fisik karena hampir tidak ada peraturan atau hukum untuk mengendalikan masalah ini.
3.     Mengabaikan keluarga dan orang sekitar
Ketika individu menggunakan internet terlalu banyak, secara tidak sadar individu bisa mengabaikan keluarga dan orang terdekat individu. Ketika individu menghabiskan sebagian besar waktu untuk berselancar di Internet, individu menjadi tidak peka terhadap kehidupan nyata dan orang-orang di sekitar, termasuk anggota keluarga.
4.     Insomnia
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebiasaan individu berinternet sepanjang hari bisa membuat individu begadang hanya untuk berselancar di internet, sepeti bermain game ataupun sekadar mengecek media sosial.
5.     Ketidakaktifan fisik
Ketika individu terlalu banyak menggunakan Internet, individu tidak akan punya waktu untuk kegiatan fisik, misalnya ketika individu ingin berbicara dengan teman-teman individu, individu tidak perlu pergi untuk menemui teman individu tanpa turun dari tempat tidur individu. Semakin nyaman Internet, semakin sedikit aktivitas fisik untuk individu lakukan. Hai ini akan mempengaruhi perkembangan individu dan individu menjadi kurang aktif secara fisik yang bisa membuat individu lebih malas.
6.     Korupsi Moral
Ada banyak hal dari internet yang bisa membuat seseorang mengakibatkan korupsi moral dalam dirinya, misalnya situs web hitam ataupun mendapatkan informasi yang salah dari internet. Informasi yang tidak tepat yang diserap dapat menyebabkan perkembangan mental yang salah.
7.     Kerusakan mata
Penggunaan gadget secara berlebihan dapat memperberat kerja otot mata dalam mengatur fokus, dan menimbulkan ketegangan mata. Hal ini dapat mempercepat timbulnya kelainan miopi (mata minus) pada anak-anak.
8.     Kerusakan otak
Pree Frontal Cortel (PFC) akan rusak ketika anak melihat pornografi. PFC adalah pusat nilai, moral, tempat dimana merencanakan masa depan dan tempat mengatur manajemen diri. Bagian otak alis kanan atas inilah yang menentukan jadi apa seorang anak nantinya. Karena itulah PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita. Proses melihat pornografi membuat hormon dopamin berproduksi dan hormon norepinephrine juga akan keluar, dan memenuhi otak. Hormon ini berfungsi sebagai pembeku memori kenangan yang detail


Ø Tindakan Preventif untuk Internet Addiction
·       Melakukan kegiatan yang disenangi (hobi)
·    Melakukan detoks internet dengan cara tidak berhubungan dengan alat elektronik yang berhubungan dengan internet pada waktu-waktu tertentu. Ketika sedang melakukan detoks internet Individu dapat mengisi waktu dengan kegiatan seperti berolahraga, membaca buka, atau melakukan hal-hal simple seperti menata ruangan.
·  Berinteraksi dengan teman secara langsung, dan membuat waktu yang berkualitas dengan tidak menggunakan Gadget.
·     Perbanyak ilmu dan pengetahuan mengenai dampak penggunaan internet, sehingga kita dapat membatasi diri dan menyadari mana hal yang baik dan hal yang buruk.
·  Jangan membiasakan menggunakan internet untuk mencari hiburan, karena dengan banyaknya hiburan yang kita lihat diinternet sepeti, game online, video online dan sebagainya akan menyebabkan berkurangnya waktu Individu untuk bersosialisasi dengan orang-orang terdekat individu.
·  Biasakan meluangkan waktu untuk Family Time setiap hari. Biasakanlah meluangkan waktu untuk sekedar berbincang, bercerita mengenai kegiatan Individu dalam satu hari bersama keluarga, atau hanya sekedar bercindividu, hal tersebut cukup efektif untuk individu tidak berinteraksi dengan internet.
·      Kurangi intensitas penggunaan internet
·   Mengubah pola kebiasaan online. Jika kebiasaan online Individu menghabiskan waktu seharian untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat bagi Individu, maka mulailah mengubah prioritas online Individu, misalnya gunakan internet untuk membaca email, membaca berita, dan mencari tugas.

Ø Tindakan Intervensi
Menggunakan pelatihan kontrol diri. Pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk memodifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui proses pengalaman belajar. Edralin (2004) menyebutkan bahwa pelatihan merupakan proses intervensi yang sistematik untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan. Sedangkan kontrol diri itu sendiri menurut Chaplin (2006) merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh individu untuk membimbing tingkah lakunya agar dapat menekan impuls-impuls dari perilaku impulsif.
Pelatihan kontrol diri yang dilakukan bisa memberikan manfaat dan dampak pada pengaruh yang diinginkan ketika individu tersebut ingin mengontrol dirinya. Pelatihan kontrol diri dapat membantu individu untuk menghadapi suatu kondisi yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Para ahli juga berpendapat kontrol diri bisa digunakan sebagai metode intervensi dan juga preventif yang dapat mereduksi efek negatifnya stresor di sekitar.



Daftar Pustaka

Young, K. S. (1996). Psychology of computer RAHMAWATI 70 Buletin Psikologi use: XL. Addictive use of the Internet: A case that breaks the stereotype. Psychological Reports, 79(3 Pt 1), 899–902. doi: 10.2466/pr0.1996.79.3.899
Hipnoterapi.or.id : Cara Ampuh Mengatasi Kecanduan  Game dan Internet.
Ramadhani , Ria Fatma Ramadhani. Iswinarti . Uun Zulfiana. 2019. PELATIHAN KONTROL DIRI UNTUK MENGURANGI KECENDERUNGAN INTERNET GAMING DISORDER PADA ANAK USIA SEKOLAH. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 07, No.01. 8 Mei 2020. 
https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/nou/article/download/81/3/

Comments